Featured Post

Komik Islami istri

Gambar
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (Qs. At-Tin [95]: 4) Jangan sepelekan bercermin! Dengan cermin, orang yang hatinya berpenyakit akan terlena dengan paras, takjub dengan rupa, tanpa ingat untuk bersyukur pada yang telah mencipta. Dengan cermin, orang yang kurang bersyukur akan mengeluhkan titik noda dan jerawat kecil. Dia lupa dengan nikmat sehatnya permukaan kulit yang lainnya, dan hanya berfokus pada satu kecil noda.  Maka seutas  doa singkat itu mudah mudahan dapat menarik kita dari kebanggaan melambung, atau dari ketidak syukuran diri atas nikmat sebaik-baik ciptaan Dia Yang Maha Mencipta. Ada hikmah dari indahnya paras, karena di balik keindahan itu ada pula ujian untuk bersyukur atau kufur. Pun, di balik noda titik jerawat atau sedikit cacat itu ada hikmah pula, bahwa Allah telah menciptakan kita dengan sebaik-baik penciptaan. Maka maukah kita bersyukur? Komik Islami Lainnnya...

Selamatkan Rupiah Dengan Dirham


Lahir sebagai negara baru, 1946, Republik Indonesia mengadopsi model yang sama dengan negara lain. Yakni ada bank sentral, dengan monopoli hak mencetak uang kertas, serta ngutang untuk membiayai hidupnya.  Para pendiri NKRI  menetapkan BNI 46 sebagai Bank Sentral,  memonopoli menerbitkan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI), dengan janji tiap Rp 2 bernilai satu gram emas.
.
Bankir internasonal menolak BNI 46, sebagai bank negara NKRI. NKRI dipaksa berunding dengan dunia internasional. Setelah menyerah dalam Konferensi Meja Bundar (1949), sebagai syarat pengakuan atas RI, BNI 46 diganti bank swasta milik Belanda, De Javasche Bank, yang  mulai 1952 diubah jadi Bank Indonesia. ORI pun diganti UBI (Uang Bank Indonesia). Tidak ada yang tahu siapa pemegang saham De Javasche Bank yang telah jadi BI itu. Yang pasti saat ini  BI sebagai otoritas moneter,  tidak ada sangkut pautnya dengan Pemerintah RI lagi. Disisakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dibentuk kemudian untuk urusan teknis dan tetek bengek administrasi dan pengawasan lembaga jasa keuangan.
.
Begitu diakui (1949) rupiah dipatok Rp 3.8 per dolar AS. Saat ORI jadi UBI (1952) rupiah melorot ke Rp 11.4 per dolar. Sepanjang waktu rupiah terus melorot sampai Rp 45 (1959), sempat melesat ke Rp 0,25 (1965), berkat sanering (Rp 1000 menjadi Rp 1) oleh Presiden Soekarno.
.
Selama Orde Baru atas order IMF dan Bank Dunia rupiah berkali-kali didevaluasi. Pada 1970 jadi Rp 378, 1971 jadi Rp 415, 1978 merosot lagi 55%, jadi Rp 625; didevaluasi lagi September 1983, 45%, jadi Rp 970 per dolar AS. Pada 1986 bertengger di Rp 1.660/dolar AS.
.
Masuk akal gak sih, para pemimpin memiskinkan rakyatnya sendiri, dengan sengaja? Tapi itu berkali-kali terjadi. Karena harus nuruti ndoro-ndoro bankir internasional, penguasa yang sesungguhnya.

Dari waktu ke waktu  rupiah terus terdepresiasi, mencapai Rp 2.200 per dolar AS sebelum ’Krismon’ 1997. Rupiah lalu ’terjun bebas’ pertengahan 1997, dan sejak itu terus terombang-ambing – lagi-lagi atas kemauan tuan IMF dan Bank Dunia – dalam sistem kurs mengambang dengan titik terendah Rp 16.000, awal 1998. Saat ini mendekati Rp 14.300. .
Selematkan dengan dinar & dirham.

Komentar

Visitor

Online

Related Post